Home » » SAJAK-SAJAK “BETAPA KASIH KITA” (Bagian Kedua)

SAJAK-SAJAK “BETAPA KASIH KITA” (Bagian Kedua)

Written By Madani on Rabu, 23 April 2014 | 08.57


(ketika diri termakan cemas dan gelisah, baik-baik sajakah kamu?)


6.

bertahan eksis
tidaklah mudah
banyak ular mendesis
membuat lengah

ada pola
ada jalan
ada kasta
ada rintangan

semua itu tantangan
siap menenggelamkan
takdir dan nasib mencetak
kita tidak bisa mengelak

kita masuk ke dalam pola
kita tenggelam pada jalan
kita termuakkan oleh kasta
dan kita tak bisa lambaikan tangan

kita mesti menjalani
"bungah" atau susah tak peduli
munafik atau murtad bisa terjadi
jadi, jagalah kemurnian nurani.

(aku ada, maka aku berontak
dalam jiwa, aku tak akan memihak!)

*23042014.15:22.-


7.

tetap jalani
tabah berbakti
di jalan simpang
seperti "bolang"

menguak sederhana
mengolahnya bagi jiwa
akan kaya secara ruhani
hidup dalam terbatas meski

banyak yang tak mengerti
apalagi mau memahami
pikiran sudah terbatas
oleh teori di atas kertas

dalam alam kenyataan
selalu ada kejutan
sering itu membawa kegagalan
sesal pasti datang kemudian.

(bila kamu tidak ingin tersungkur
selalu bersiaplah dengan jalan mundur!)

*23042014.15:48.-


8.

kalau pun aku masih
bertahan hidup sampai kini
itu karena Tuhan Maha Pengasih
yang memberiku bakat multi

juga telah menghapus gengsi
dari diriku yang semula
begitu tercengkeram bangga
padahal, gengsi bukan nasi

nasib bisa berubah setiap saat
jatuh-bangun itu kejadian biasa
dulu siapa kini bukan siapa-siapa
itu tak perlu menjadi bahan debat

yang penting ialah hari ini
masih ada sesuap nasi
dan itu jauh dari mengemis
biar pun hidup kembang-kempis.

(lebih baik badan bau berkeringat
ketimbang harus menjadi pengkhianat!)

*23042014.16:01.-


9.

entah sudah berapa lama
aku tidak pergi ke mana-mana
aku kangen angin yang bertiup kencang
kereta yang berjalan meninggalkan tiang

tak mungkin lagi kembali seperti dulu
menyeberang Samudra Pasifik
sedikit mengendus Lautan Atlantik
meski kenangan itu terus mengganggu

pada saat tubuh sudah menjadi renta
tak bisa kubiarkan waktu terbuang sia-sia
untung, aku tidak bekerja dengan tenaga
melainkan hanya dengan pikiran semata

memang ada bahaya bekerja dengan pikiran
terjadi ketidakseimbangan rasa alias jadi edan
beruntunglah bila bisa memahaminya
bahwa itu hanya jalan lain untuk kreatif belaka.

(cukup banyak bagimu teladan
untuk rajin belajar meningkatkan pemahaman
tetapi, jangan sekali-kali memilih dan memilah
nanti jadinya hanyalah kreativitas berat sebelah.)

*23042014.16:23.-


10.

aku masih gamang
juga jalan terpincang
benarkah raga ini telah rapuh
karena itu ponakan manggil Pak Puh?

padahal, sungguh, kata "sepuh"
itu berarti"disesep sampek apuh"
dan, bila isi dan gunanya sudah tiada
apakah aku ini masih layak disebut manusia?

tidak layak lagi bukan
aku hanyalah mantan
sisa perjuangan
sisa pergulatan pikiran

ingin meninggalkan buku pengalaman
tapi tiada daya untuk menerbitkan
akhirnya aku ini hanya omong kosong
bahkan lebih rendah dari anjing menggonggong!

(ingatan melayang pada masa remaja dulu
ketika cita-cita digantung pada awan kelabu!)

*TelukAngsan23042014.17:01.-


Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit