Home » » SAJAK-SAJAK “PENGKHIANAT” (Bagian Kedua)

SAJAK-SAJAK “PENGKHIANAT” (Bagian Kedua)

Written By Madani on Selasa, 03 Juni 2014 | 10.45

Patih Sengkuni Gugur versi Jawa
(ketika duka begitu mendalam)


aku masih seperti dulu
merokok 234
tetap menyukaimu
sepanjang waktu

hanya saja aku sudah tak mampu
memenuhi tanggung jawabku
dalam banyak hal tentu
jadi, aku membebaskan diriku

terserah semua pada takdir
tak perlu lagi cemas dan kuatir
apalagi sampai "ketar-ketir"
lebih enak jalan di pinggir

melihat
selagi masih sempat
jaga sehat
siapa tahu keajaiban melompat!

(mendekatiku
menaburkan bahagia bagiku
bersamamu
belahan jiwaku.)

*01062014.05:18.-


7.

di dunia ini
tak hanya ada
Lapangan Kurusetra
dan Palagan Ambarawa
masih banyak lainnya
di mana saja, "diladeni"

tinggal pilih
mau bertanding cara apa
masalahnya: kita ini manusia
makhluk ditingkatkan cerdasnya
sudah lupakah cara ksatria
hingga "black campaign" dipilih?

di pasar, curang
dagang yang dilarang
belum lagi soal timbangan
yang bukan tidak teraan
tipu daya terjadi jua
yang penting untungnya

marilah bekerja keras
mengutamakan jujur
jangan takut hancur
kembali nilai luhur
yang telah menjadi cerita tutur
dalam cakrawala pikiran bebas.

*01062014.14:42.-


8.

sebetulnya tidak dua
melainkan satu
dikerjakan saja
hasilnya sudah tentu

bahkan di tengah hutan
tersedia makanan
tinggal beli
apalagi

memang jalan tak mulus
seakan-akan tak terurus
saling lempar tanggung jawab
sampai mata sembab

yang tak ada ialah rasa malu
hati nurani tertutup rapat
seolah-olah tanpa hasrat
hanya bisa ketuk palu.

(entah bagaimana
nyatanya
biarkan saja
begitulah kiranya!)

*02062014.19:21.-


9.

hidup ini timbal balik
bukan sepihak
apalagi pakai selalu
janganlah begitu
itu bikin muak
bahkan bikin "kecelik"

entah apa pula
bila menjebak
bagi yang jauh datang
itu bikin dada guncang
bisa juga bergolak
menyesakkan jiwa

siapa yang butuh siapa
mestinya saling menjaga
apalagi tak ada utang-piutang
juga tak berperan mengembang
malahan hanya ingin memanfaatkan
sungguh mengundang kemuakan.

(bila cinta bersemi
biarlah berjalan alami
jangan dicampurtangani
juga jangan dipengaruhi!)

*02062014.22:48.-


10.

lapar ini
mendera
haus ini
menyiksa

apa kenyang oleh pidato
apa kata sama dengan soto

tersendat
tersumbat
pengkhianat
bangsat

apa cukup dengan janji
apa kata sudah jadi bukti

tertunduk
terjengkang
tertelanjang
oleh kemaruk

apa yang bermobil mewah itu
masih ingat yang berjalan kaki kuyu?

*TelukAngsan03062014.20:31.-



Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit