Home » » SAJAK-SAJAK “BETAPA KASIH KITA” (Bagian Ketiga)

SAJAK-SAJAK “BETAPA KASIH KITA” (Bagian Ketiga)

Written By Madani on Kamis, 24 April 2014 | 06.32

kuda lari dapat dikejar
nasib orang siapa tahu!
(ketika rintangan kian bertambah, tetapkah tabah?)


11.

serasa terbawa angin
tanpa baju tak dingin
tetap terus mencari
butir pengisi nurani

untuk ditebarkan kembali
sebagai penyejuk sari
semoga berguna
semoga tak sia-sia

Si Gila tetap sehat
walau makanan berkarat
daya tahan seperti itu
terbentuk sekuat batu

apa kamu belum mau mengerti
bahwa segalanya punya arti
negatif-positif, sekali lagi, hanya jalan
pandomnya ialah selalu dalam kebajikan.

*24042014.07:01.-


12.

biarkan angin bertiup
menggoyangkan kuncup
bunga yang tak terpetik
hingga air mata menitik

artinya: baik kita terpilih
maupun tidak terpilih
kita harus berlapang dada
berhasil atau gagal, berjuang saja

tugas kita berikhtiar
tugas kita terus berusaha
apa pun terjadi, tetaplah tegar
bila terganjal lagi, atasi kecewa

pelan atau cepat, tetap berjalan
meski terlambat, terus ke depan
sungguh, kita ini hanya manusia
meski menapak... tangga demi tangga.

*24042014.13:36.-


13.

kata
musik
irama
asyik!

pasti ada jalan
bila ada kemauan
tak  cukup ingin saja
harus keras bekerja

keringat mengucur deras
menutup malu pada paras
yang penting tak memalukan
yang sah-sah saja dikerjakan

tak mungkin tak berbuah
tak mungkin tak berubah
pasti tetap ada tuah
dari ikhtiar yang terus diasah.

*24042014.14:23.-


14.

masih hidup kini
tapi sudah terkubur
sejak dulu lama
hidup sia-sia?
jelas babak belur
meski tetap bernurani

konsepnya berbeda
terhadap siapa pun
jadi, meminggirkan diri
itu bukan menghindari
dosa tak berampun
pantangan ksatria

padahal, diri ini sampah
tidak lagi berdaya guna
yang dihargai murah
seolah-olah amal saja
jadi bila perut lapar
janganlah teriak gusar

sudah diniati
sekadar menjalani
beginilah bila sudah renta
hanya mengejar bahagia
cuma untuk tiga hari
susah setengah mati.

*24042014.18:40.-


15.

termangu
di depan tumpukan buku
tak mampu
menggapai titik tumpu

ke persinggahan lanjutan
terengah-engah keletihan
haruskah menyerah saja
mengubur cita-cita?

tidak, hanya istirahat
membuang penat
mengambil ancang-ancang
melompat kencang

itu dulu
ketika masih mampu
kini hanya pelan-pelan saja
sekadar menutupi rasa kecewa.

(kita ini manusia
bukan kuda pacu belaka!)

*TelukAngsan24042014.20:11.-


Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit