[Puisi Kenangan] SAJAK-SAJAK “ADA YANG HILANG” (Bagian Pertama)
1.
ada yang hilang
tak pernah kembali
hanya bisa membilang
tak bisa membuat lagi
ketika menukik
terlihat takik
tanda sangat kunå
yang semakin "kulinå"
bilanglah Båråbudur
saat itu bikin "ajur"
atau bikin makmur?
senantiasa bercampur
konsep itu selalu sama
"jer basuki måwå béyå"
"séjé déså måwå cårå"
masih terpahami maknanya?
*27112013.18:58.-
2.
teh manis hangat
gosong ketela rambat
itu saja sisa kemarin
apa sih yang tak mungkin?
ke masa lalu jauh
pikiran merambat
mencari hakikat
sampai berpeluh-peluh!
ada yang hilang
dari jalinan turunan
nilai-nilai kesatriaan
masih bisa gemilang?
hancur oleh serakah
dari masa ke masa
sebetulnya masih ada
tersimpan, di bawah-bawah!
(ada yang masih punya malu
tapi menjaga diri agar tak "kedulu"!)
*28112013.07:29.-
3.
biarlah aku kini
berjalan dalam gelap
bahkan menjadi gelap
itu sendiri
itulah jalanku
betapa asyik bermain
tanpa munafik, yakin
blak-blakan buka kartu
ingin menantang
bermain kematian
terjebak ketakutan
kehilangan segala riang?
anehnya aku tak biasa
karena aku bukan raja tega
yang bisa berbuat semaunya
melawan arus kehakikian massa.
*03122013.09:40.-
4.
di dalam letih
ada kasih
saling membelai
dalam damai
sesama anak gelap
harus saling melindungi
agar berwarna-warni
dan nurani tak lagi gagap
merah jingga kuning
hijau biru nila ungu
kangen si kulit bening
yang sering bikin termangu
bermain dalam kasih
terjebak dalam kasih
akhirnya main lepas
agar tetap bebas.
(dasar Si Putri Malu
tak takut main palu!)
*03122013.10:05.-
5.
terbuang
malah riang
menggelandang
membuka peluang
melihat
baik yang bejat
maupun yang sesat
semuanya hakikat
banyak jalan
untuk paham
ketidaktahuan
memendam dendam
jadi, biarkan lepas
raup segala bebas
agar tak terhempas
di padangnaas.
*JalaArt.03122013.16:20.-
**ketika masih begini, terbayang netralnya
[Puisi Kenangan] SAJAK-SAJAK “ADA YANG HILANG” (Bagian Pertama)
Written By Redaksi on Sabtu, 07 Desember 2013 | 15.57
Label:
puisi
Posting Komentar