SAJAK-SAJAK “LETIH RINDU” (Bagian Kedua)
(bersama E.T.)
6.
pelan-pelan bangkit
dari keterpurukan
memang sangat pahit
untung, masih ada teman
entah maklum entah tidak
itu tidaklah penting
sebenarnya tak ada sikap "mboyak"
hanya menghindari kabar selenting
apakah kamu masih bisa tersenyum
hai, bunga putri malu yang ranum?
hanya ini yang bisa aku tulis
ketika dada sesak menahan tangis.
(tangis itu damba bahwa masih ada asa
masih terus berusaha agar masa depan ada!)
*01112013.10:10.-
7.
waktunya kembali bekerja
seraya belajar memahami
yang harus dimengerti
tak bisa membiarkan saja
yang tuli harus dibikin mendengar
yang lemas harus dibikin tegar
bahwasanya diri meleleh bak lilin
takdir nasibnya memang sudah lain
senantiasa datang bantuan tak terduga
kenapa harus terkecilkan hatinya
busungkan saja, tegakkan dada
dalam lautan susah diduga.
(sunyi malam mendatangkan keheningan
sukma kelam mendapatkan penghiburan
bersamamu, tetap bekerja bersama
dengan harapan bisa tetap bahagia bersama
yakin saja waktunya kelak akan tiba
bergandeng tangan melabuhkan mesra!)
*03112013.01:46.-
8.
tak mungkin lagi pulang
trauma begitu menghunjam
pandangan begitu nyalang
hati bagai terajam
keinginan mengabdi
malahan diakali
lebih baik menyerah
kembali melumrah
tak ingin tahu
catatan masa lalu
biarlah semua berlalu
dalam kebekuan waktu
aku mau istirahat
melepas segala penat
masih banyak tugas
jangan dulu sukma lepas.
(tiga tahun lagi
cukupkah waktu berbagi?)
*03112013.02:11.-
9.
Si Tengah pulang
langsung tidur
cuma bisa bersyukur
rasa tak gamang
selalu ada jalan
meski tak berpendidikan
senantiasa asah pisau
agar tak terjebak galau
tak ada rotan
akar pun jadi
tergantung kemauan
diri pasti menjadi
tergantung permainan
ada yang perasaan
ada pulang yang kecerdasan
tempatnya sudah dipastikan.
(tak perlu lagi mempertentangkan
semuanya menjadi kekuatan!)
*03112013.02:36.-
10.
mengenali diri
sama sekali
bukan memuja diri
agar kenal rapuh tali
siap berhasil
juga siap jatuh
seperti hanya patuh
yang penting tak usil
ada yang dipilih
ada yang dipilah
berpedoman kasih
dan "ridlå Ållåh"
memahami ilmu ikhlas
tapi tak membiarkan lepas
hidup mesti waspada
agar tak dipermainkan gejala.
(ketika dunia menggila
hati-hati belajar bijaksana!)
*JalaArt03112013.03:04.-
SAJAK-SAJAK “LETIH RINDU” (Bagian Kedua)
Written By Unknown on Minggu, 03 November 2013 | 05.41
Label:
puisi
Posting Komentar