Home » » SAJAK-SAJAK “MAWAS DIRI” (Bagian Pertama)

SAJAK-SAJAK “MAWAS DIRI” (Bagian Pertama)

Written By Madani on Senin, 28 April 2014 | 08.49

(saat diri dicekam lapar)


1.

entah kenapa
malam ini teringat
perjalanan ke Senggigi
tak sampai yang dikehendaki
hanya sekadar melihat
mentari tenggelam di peraduannya

begitu letih, tampilan buruk
tidak memenuhi harapan
yang tersisa... rasa bersalah
juga raga tua yang kian lelah
apakah benar-benar demikian?
dicoba berpikir sembari tunduk

segala kejadian tak lepas
dari ikatan dalam buku besar
tak terbaca sebelum terjadi
begitulah segalanya "pinasti"
tak mungkin kebocoran terbiar
bila tidak, enigma 'kan terbebas

bila begitu mudah terjangkau
akan bikin kacau bin balau
membuat insan tak lagi mencari
tahap pencapaian yang hakiki
taraf mendekati kesempurnaan
betapa pun sedih, senyum terkembangkan.

(apakah ini pertanda ke tanah barat harus pulang
tak peduli bekal sudah cukup atau masih kurang?)
*16042014.20:18.-


2.

ditemani segelas teh hangat
dan sebatang 234 kretek
malam ini aku berkutat
menata kata, semoga tak jelek

ketika tanda "wifi" menyala
aku pun tergoda
melanglang buana
berkelana di dunia maya

beruntung ketemu yang manis
meski orangnya jauh di sana
anak perempuan aku tak punya
tak ada yang bisa kukatakan "heulis"

apakah kamu mengerti bahwa kamu
masuk wilayah kreatifku malam ini
hai, gadis manis yang jauh bertamu
meluaskan cakrawala menumpuk erti?

*18042014.22:47.-


3.

masih pukul 03:03 ini
aku baru saja mandi
ini kisah orang tak bersumur
begitu sering telat berkumur

sangat beda dari mBah Buyut
yang sumurnya tak pernah kering
bahkan tentara Jepang yang juling
mandi di situ tanpa kancut

Ayah menggosok punggungnya
karena itu sabun ditinggalkannya
juga sandalnya yang tinggal satu
itulah kenangan ngeri di sumur itu

aku? tak berani memakai airnya
hanya sepuluh meter, berderet kakus
aku pernah kena diare, hampir mampus
lebih baik menyunting bumi demi airnya

di tepi jalan, yang dinamai Arya Jipang
ini memang tanah jelajah Gagak Rimang
aku mulai merindukan kulinernya yang khas
yang tak mungkin hilang dari lidah itu pedas.

*19042014.03:17.-


4.

konsepnya beda
yang timbul hanya
rasa muak
malah ingin terbahak

sudah tak mampu
yang tertinggal sendu
lebih tepatnya sentimentil
cenderung membuat diri terpencil

miskin itu sakit
penghasilan sedikit
tanpa tabungan itu sakit
terasa kian terhimpit

apa mau dikata
begitulah hukum dunia
ada gula ada semut
yang tak punya, sila... kecut.

*20042014.03:32.-


5.

jam segini... lapar
rasa ingin terkapar
ada bubur ayam
depan rumah sakit 24 jam

harus jalan
belum ada kendaraan
atau biarkan kelaparan
tokh takkan didatangi kematian

kamu tidur nyenyak saja
salahku menjadi kalong
"abot-abote dadi uwong"
berjuang giat penuh suka

itu dulu, saat masih berjaya
kini hanya berharap saja
pekerjaan datang terus
jiwa tak kering tergerus.

(terasa ada getar di belakang kepala
akan terjadi lagi pukulan berbahaya?
entahlah, biarkan saja, pasrah saja
diterima dengan segala lapang dada.)

*Danita20042014.03:44.-


**pengin nonton film ini, tapi tak mungkin masuk Indonesia
Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit