(ketika lebih baik melata)
51.
siapa aku
berani mengaku-aku
berdarah biru
di antara guru
lebih baik melata
di antara sang jelata
berbagi duka
mengolah derita
menanam lebah
menuai madu
tidak gegabah
tidak "grusa-grusu"
di ketinggian
cuma ada kengerian
takut kehilangan
takut terbantai pemberontakan.
(bila ada itu darah
biarkan jadi sikap pantang menyerah!)
*15082014.07:54.-
52.
mencari
entah kapan bertemu
tanda-tanda itu
terlalu tersembunyi
apa itu hal mustahil
hanya dalam pikiranku saja
haruskah menuju yang terpencil
baru nanti mencari hubungannya?
itulah memang rahasia alam
yang kian tersembunyi oleh malam
memotong dan memorakporandakan
agar menjadi teka-teki kejutan
karena itu waskitalah
agar tidak menjadi orang kalah.
*16082014.02:22.-
53.
ini masih pagi
aku kedinginan
sedang merenungi
arti kemerdekaan
bagaimana mungkin merdeka
begini salah begitu salah
bahkan ketika jelas-jelas pasrah
hidup atau mati itu pilihan juga
tolong biarkan aku
memiliki diriku
mau aku bunuh
itu hakku penuh
percaya saja
kamu belum bisa
bagaimana mungkin
sudah bisa yakin?
(percaya itu mestinya mutlak
lha koq malah seolah-olah tanpa hak!)
*17082014.05:52.-
54.
rombongan anak
pengamen barongan
baru saja pulang
agak bimbang
ini hari kemerdekaan
mereka tetap bergerak
ini tanah kaya
akan minyak
dan kayu jati
terbaik di negeri
tapi kemiskinan meruyak
agak susah berjaya
bagaimana mungkin
tidak begitu halnya
keduanya dikuasai negara
rakyat hanya bisa ingin
tanpa bisa menikmati
apa yang ada di bumi.
(satu-satunya cara
hanya terus berusaha
menciptakan peluang kerja
dari tangan tak tergenggam saja!)
*GriyaCiptadi17082014.17:42.-
55.
ketika berbicara
menimbulkan luka
lebih baik ke hutan
menghayati kesepian
ketika merintis cita-cita
memorakporandakan segala
lebih baik dilepaskan
tetap jadi manusia kebanyakan
padahal, bila harus memilih
antara tapa dan bergaul sesama
tidak akan pernah tersulih
akan tetap berada di antara manusia
hidup baik bersama sebangsa
itu kunci penutup menuju surga
kata Kakek, "manjingå ajur-ajèr"
apa lagi… "gènjèr pathing kelèlèr"!
(pedang itu terhunjam
bergerak memutar kian dalam!}
*TelukAngsanPermai28082014.07:32.-
**aku di Semarang pada satu hari dulu. (Foto: Neny Isharyanti, FBS UKSW)
51.
siapa aku
berani mengaku-aku
berdarah biru
di antara guru
lebih baik melata
di antara sang jelata
berbagi duka
mengolah derita
menanam lebah
menuai madu
tidak gegabah
tidak "grusa-grusu"
di ketinggian
cuma ada kengerian
takut kehilangan
takut terbantai pemberontakan.
(bila ada itu darah
biarkan jadi sikap pantang menyerah!)
*15082014.07:54.-
52.
mencari
entah kapan bertemu
tanda-tanda itu
terlalu tersembunyi
apa itu hal mustahil
hanya dalam pikiranku saja
haruskah menuju yang terpencil
baru nanti mencari hubungannya?
itulah memang rahasia alam
yang kian tersembunyi oleh malam
memotong dan memorakporandakan
agar menjadi teka-teki kejutan
karena itu waskitalah
agar tidak menjadi orang kalah.
*16082014.02:22.-
53.
ini masih pagi
aku kedinginan
sedang merenungi
arti kemerdekaan
bagaimana mungkin merdeka
begini salah begitu salah
bahkan ketika jelas-jelas pasrah
hidup atau mati itu pilihan juga
tolong biarkan aku
memiliki diriku
mau aku bunuh
itu hakku penuh
percaya saja
kamu belum bisa
bagaimana mungkin
sudah bisa yakin?
(percaya itu mestinya mutlak
lha koq malah seolah-olah tanpa hak!)
*17082014.05:52.-
54.
rombongan anak
pengamen barongan
baru saja pulang
agak bimbang
ini hari kemerdekaan
mereka tetap bergerak
ini tanah kaya
akan minyak
dan kayu jati
terbaik di negeri
tapi kemiskinan meruyak
agak susah berjaya
bagaimana mungkin
tidak begitu halnya
keduanya dikuasai negara
rakyat hanya bisa ingin
tanpa bisa menikmati
apa yang ada di bumi.
(satu-satunya cara
hanya terus berusaha
menciptakan peluang kerja
dari tangan tak tergenggam saja!)
*GriyaCiptadi17082014.17:42.-
55.
ketika berbicara
menimbulkan luka
lebih baik ke hutan
menghayati kesepian
ketika merintis cita-cita
memorakporandakan segala
lebih baik dilepaskan
tetap jadi manusia kebanyakan
padahal, bila harus memilih
antara tapa dan bergaul sesama
tidak akan pernah tersulih
akan tetap berada di antara manusia
hidup baik bersama sebangsa
itu kunci penutup menuju surga
kata Kakek, "manjingå ajur-ajèr"
apa lagi… "gènjèr pathing kelèlèr"!
(pedang itu terhunjam
bergerak memutar kian dalam!}
*TelukAngsanPermai28082014.07:32.-
**aku di Semarang pada satu hari dulu. (Foto: Neny Isharyanti, FBS UKSW)
Posting Komentar