Home » » Sajak-Sajak “Bunga Padma” (Bagian Kedua)

Sajak-Sajak “Bunga Padma” (Bagian Kedua)

Written By Unknown on Selasa, 05 November 2013 | 06.13

Sajak-Sajak “Bunga Padma” (Bagian Kedua)

(bersama Maria Josephine)

6.

tertusuk pedih
tetap tersenyum
pada hamparan putih
bunga padma menguntum

dengan sebatang rokok kretek
mengawali pagi berseri menawan
seakan membelah arus Bengawan
dengan deretan bambu meng-"gèthèk"

itukah satu-satunya cara
menggapai lumpur pengaya
lebih dahulu harus ke hulu
yang di hilir tercapai tentu?

jauh dari Tanah Jipang
jauh dari Rantau Palémbang
aku serasa terpanggang
padahal masih jauh dari terik siang.

(akankah siksaan ini bersemi bahagia
untuk mengakhiri hidup dalam gembira?
tidak berani berharap terlalu damba
biarlah semuanya mengalir dengan sendirinya!)

*05112013.08:09.-


7.

begitulah seharusnya
ternina-bobo jelang senja
dalam kasih-Nya
dalam karunia-Nya

hidup tak selamanya
dalam bayang-bayang belaka
kamu itu kamu
aku itu aku

memang kita berbeda
sesuai dengan watak kita
dengan perbedaan itu
marilah kita bersatu

saling memahami
saling mengerti
saling bermimpi
bersatu hati.

*05112013.11:46.-


8.

perih luka itu
goresan tajam membekas
sampai kapan baru bebas
untuk menikmati hidup baru?

lepaskan semuanya
buang jauh-jauh!
kenapa harus patuh
memangnya ia siapa?

hidup ini bebas
semestinya tetap lepas
atau ingin ditebas
dengan pisau pegas?

tunjukkan daya saktimu
buang kelemahanmu
selama ini kamu mandiri
bukankah perlu unjuk gigi?

*05112013.12:05.-


9.

liburan? mana sempat
terkapar, tapi cukup sehat
terlalu banyak titik luka
perih bagai tersiram cuka

ada yang tak pernah mau paham
ada yang menuntut dengan kejam
selalu diharapkan sempurna
padahal masih manusia biasa

memang inginnya menjadi insan mulia
yang memahami segala gejolak dan gejala
tetapi tak cukup bekas ilmu mencapainya
kecuali hati sabar dan ikhlas menerima

ada danau yang menggigilkan
ada sungai yang menghanyutkan
ada laut yang menerima segala sampah
membiarkan semuanya tumpah ruah.

(entah diri ini danau, sungai, atau laut
masih sangat suka terbawa hanyut!)

*05112013.12:19.-


10.

tak ada kata lain, kecuali... lawan
hingga titik darah penghabisan!
masalahnya: apa guna segepok obat
bila terus dituruti segala hasrat?

yang paling penting ialah kesehatanmu
belum tuntas semua kewajibanmu
kasihan yang telah jadi penurut
bila kamu tak bisa main dalam kabut

begitulah laiknya diktator
hanya bisa bermain kotor
apakah kamu mau jadi korban
yang tak bisa menahan kemarahan?

masih ingat tentang barisan bebek
saat lampu merah pun tetap “cuèk”?
bagai Srikandi jadilah pahlawan
kepala Dreståjumnå pun ditanggalkan!

JalaArt*05112013.13:46.-

Baca Juga:
Sajak-Sajak “Bunga Padama” (Bagian Pertama)
Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit