Home » » Sajak-Sajak “Bunga Padma” (Bagian Pertama)

Sajak-Sajak “Bunga Padma” (Bagian Pertama)

Written By Unknown on Senin, 04 November 2013 | 23.02

Sajak-Sajak “Bunga Padma” (Bagian Pertama)
(bersama Maria Josephine)


1.

apa yang kita tahu
tentang bunga padma?
tumbuh di lumpur busuk berbau
tetapi tetap memancarkan keindahannya!

apa yang kita tahu
tentang Pulo Kemaro?
riwayat orang dahulu
dan harta karun pusako!

apakah kita pernah
berharap pada warisan?
ataukah rajin bertingkah
untuk sekadar bertahan?

seumur hidup kita bekerja
menyusuri lorong, menjaja
mempertahankan harga diri
agar hati nurani tak mati.

*04112013.00:33,-


2.

tangan ini masih gemetar
tak mampu mengejar
terbang Sang Camar
cuma bisa menatap
kosong terkesiap
dalam panjang ratap

sinar mata pun
terpantek ke bumi
membayang santun
yang sedang bersemi
sekuntum padma
berkembang memesona

belajar dari keruh
agar paham arti patuh
bahwa derita hanyalah jalan
memahami makna kebijakan
apa yang dimaksud Sang Pencipta
dan tak lagi menjadi sekadar enigma.

*04112013.01:17.-


3.

betapa goyah diri
dihajar dendam
akhirnya menyendiri
dan... marah tak teredam

apa untungnya marah?
apa untungnya dendam?
bukankah akhirnya pasrah
membuang segala rajam?

tergeletak letih
di ruang putih
merenung pedih
terhajar sedih?

jadi, lupakan semua
ciptakan dunia baru
yang tak lagi semu
yang tak lagi maya.

(masih ada dunia nyata
penuh senyum bahagia!)

*04112013.04:14.-


4.

baru terhenti dalam kata
belum lagi menjadi cinta
begitu sesak tersesap nestapa
apa mau dikata terima saja

haruskah begitu lupa malu?
haruskah begitu mengejar madu?
mencoba membayar tunai
gagal dan pulang lunglai?

manusia terukur jumlah jari
bila yang dipikir cuma duniawi
ada juga manusia tegar
berjuang senantiasa menahan lapar

lantas apa arti kaya
bila habis untuk biaya
sekadar tidur di ruang putih
saat jantung menjadi letih?

{"jer basuki (memang) måwå béyå"
tapi bukan begitu caranya
bila emosi terkendali
tak akan diamuk luap hati!}

*04112013.04:30.-


5.

bedak talek super panas... habis
vitamin C dosis tinggi... habis
termangu memandang langit
kian terbiasa mengunyah pahit

ingin rasanya mengadu kepadamu
tetapi, kamu entah di mana
atau entah masih sibuk apa
aku pun cuma bisa bertopang dagu

malam menggantung menuju larut
ternyata betapa asyik menjadi pengecut
membuat semuanya lepas
dan kembali terbang bebas

apa itu berarti justru aku setia
hanya tinggal... kepadamu belaka?
baiklah, perbolehkan aku tersenyum saja
mengawali kembali jejak langkah nestapa.

JalaArt*04112013.19:59.-

Baca Juga:


 
Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit