Home » » [Bermain Kata] PROSA LIRIS "KANGEN" (Bagian Pertama)

[Bermain Kata] PROSA LIRIS "KANGEN" (Bagian Pertama)

Written By Redaksi on Minggu, 09 Maret 2014 | 01.41

(sewaktu merasa kehilangan Jeleka)


1.

dulu, begitu mudah, tanpa resah, tanpa mengendap-endap, menikmati senyap, tanpa menghardik-hardik, mendapatkan tabik. berbuat saja, tak peduli balasannya, tetap tersenyum, buah dari maklum, menciptakan jejak, tanpa harus mengarik-orak.

belenggu, tidaklah tabu, dalam gebu. tersendat, tak bisa cepat, nikmati lambat. waktumu, bukan waktumu, karunia bagimu. cinta, tali rasa, mengikat bersama. cumbu, tak harus menggebu, nikmati lagu.

*16022014.20:10.-


2.

dinihari ini aku hilang kendali. entah si jahat entah si buruk yang menang. nyatanya aku terjengkang. mata tak mau tertutup; perintah mandi terdengar sayup-sayup. wajahku terasa panas, obat pilek tak mempan blas. haus membius, memperparah keluarnya ingus.

beginilah dalam gelisah; melawan arus, serasa nafas akan terputus. nyamuk tak berhenti-berhenti berdenging melengking-lengking. Rahwånå, Kumbåkarnå, Sarpåkenåkå, Gunawan Wibisånå, semua anak Sang Wisråwå, merasuki rasa. juga ibu mereka, Si Sukèsi, tersenyum memikat hati, "ngiwi-iwi".

aku jatuh, serasa lumpuh, tapi pikiran meriuh. ayo, bersitahan, tingkatkan daya lawan. "tamaknå sastrå pinedati", jungkir balik arus kendali, khianati titi, asal tak berubah pusat diri, tetap mengabdi pada prosesi manusiawi. yang tunggal tetap tunggal, bukan "loro-loroning atunggal".

biarkan lepas, biarkan kandas, tarik tuas, raup segala bebas... "engkas"!

*26022014.03:59.-


3.

lidah tergigit, kue lapis manis legit, ada yang terasa pahit, beginilah bila sakit. inginnya menggonggong, tidak bengong, menginjak tong kosong, buang tempolong. mana bisa, tetap perkasa, tergesa-gesa, yang tinggal hanya sisa, menangis... putus asa?

masa depan sudah terkunci, tak ada lagi yang akan tercuci, kecuali menjadikan hati suci. sepertinya itu mustahil, ada demam bakhil, keberanian tercungkil, yang ada tinggal takut... menggigil. sudah terlalu renta, segala usaha tanpa bunyi genta, dan lagi sudah tak mungkin meminta!

tua, jadi jumawa, terinjak rasa legawa, terguncang badai Tanah Jawa. konon akan tenggelam, hilang indera keenam, yang ada cuma demam, tremor di bawah pohon mempelam. kembali lidah tergigit, kian akrab dengan yang pahit, ketika perut lapar melilit, lama-lama hilang pula rasa sakit!

*07032014.08:46.-


4.

tergeletak, terinjak, tanpa jarak, tanpa derak, tak bisa teriak... terbungkam, terdiam, melempam, lebam, masih juga tersiram... kebisuan semacam itu, menghancurkan kalbu, menjadikan dungu, hanya menurut selalu, jadi: gunakan otakmu, senyampang peti belum terpaku.

berderit, roda menggurit, pada kedalaman pahit, lidah pun tergigit, keras terjepit. + "habis, kamu tak biasa, melanggar aturan umumnya, ingin selalu berbeda, mengada-ada." - apa memang begitu, aku tak seberuntung kamu, aku tak berguru, belajar dari waktu, bergulir meninggalkan batu.

banyak jalan, banyak kenakalan, ada penghayatan, ada pengamalan, yang penting keikhlasan. tidak pergi, dianggap pergi, lulus uji, kisah ini, begitu menusuk hati. apa tak ingin begitu, mengasah hati dengan batu, agar memahami hakikat waktu, bahwa takdir bukanlah bayangan hantu.

apa boleh buat, bumi memang bulat, tergelincir... kiamat!

*07032014.15:52.-


5.

entah, berentah, payah, susah, gelisah, resah... selalu begitu dampaknya, biarkan berlalu dengan sendirinya, begitulah hukum dunia, yang berbeda, dipuji setinggi-tingginya, atau dikecam sehabis-habisnya. terima saja tanpa berpikir? tak mungkin, meski ada kuatir, diam-diam memlintir-mlintir, itulah manusia... berpikir.

hukum dunia ini matematis, itulah hukum galaksis, bila tidak... kekacauan akan eksis, dan kamu pun menangis, bila ada korban, air mata menitik habis. dunia musti seimbang, ada yang datang, ada yang menghilang, ada yang berkembang, ada pula yang tumbang, kenapa bimbang?

bila tak sampai rasamu, itulah kelemahanmu, bila tak sanggup pikirmu, itulah kebodohanmu, maka dari itu, belajarlah untuk mengatasi kelemahanmu. kamu punya kemauan, kamu punya kekuatan, pikiran punya kedalaman, rasa punya keindahan, apakah kamu hanya punya sedu-sedan?

bunyi bang, di ambang, petang, membayang.... wajah tersayang.

*SanggarJangkaLangit.Jum’at07032014.18:14.-



Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit