Home » » SAJAK-SAJAK “PERLAWANAN” (Bagian Kedua)

SAJAK-SAJAK “PERLAWANAN” (Bagian Kedua)

Written By Redaksi on Minggu, 06 April 2014 | 01.14

(ketika dikuasai kang...en)


6.

satu per satu
hilang tanpa makna
yang pernah janji itu
omong kosong belaka

hidupku kian sempurna
kepak sayap tanpa suara
jadi ingat satu kata meremuk
yang tak terpahami: jancuk

itu hanya salah satu enigma
kebebasan ada dalam saku
katanya tegas sekali, "Wani pira?"
masih berani bilang mau membantu?

(hemat perkataanmu
simpan saja dalam saku tebalmu.)

*03042014.20:30.-


7.

satu beban
terlepas
meski gundah
tetap saja gundah
itulah arti bebas
masih ada ikatan

tanpa ikatan itu
entah jadi apa aku
pasti ada yang salah
dari ajaran tak terbantah
itu pasti dari manusianya
bukan dari asalinya

itu berarti
belum rampung
tugas mencari
masih harus "mbambung"
untuk lebih paham
jalan bebas dari kelam.

(sepertinya harus kutulis sendiri
jalan menuju arti mengerti!)

*04042014.17:37.-


8.

jarak itu jauh
tapi aku tersentuh
semua rasa luruh
dalam bahagia penuh

tapi, itu bayangan
setakat ini, masih maya
akankah menjadi kenyataan
jelas masih dalam tanda tanya

ketika pikiran mengembara
mau tak mau tertumpah jua
ke sana, ke sana, ke sana
susah menghindarinya

itulah yang namanya kasih
tak hanya sekadar benih
tak perlu lagi hak pilih
otomatis sudahlah terpilih.

(adakah kamu juga
merasakan ini prahara?
mampukah kita
kelak mengubahnya
menjadi sebenar-benarnya
rasa bahagia?)

*05042014.08:49.-


9.

jauh di seberang
ada yang disayang
senantiasa rindu manis
yang tak pernah habis

angin bertiup keras
anggap saja belaian
wangi bau bebungaan
nikmati saja dengan bebas

jangan biarkan
dirimu rentan
jadi alat permainan
tempat kesal ditumpahkan

kamu itu kamu
sebagaimana aku juga aku
kita ini manusia merdeka
jadi, mari kita urus diri kita.

(apalagi dalam diri
kita ini tidak sendiri!)

*05042014.09:56.-


10.

sendiri
tapi tidak sendirian
berdiri
tegak tanpa pegangan

mau jadi manusia sombong
nyaring seperti bunyi tong
baru bisa dimakan setelah ditambah seng
dan ketika jatuh, menangis melebihi cengeng?

senantiasa ada teman
senasib sepenanggungan
mari, aku seka air matamu
tapi, biar kering sendiri air mataku

persahabatan
hanya bisa dijalin
dengan saling pengertian
bukan oleh kepentingan lain.

(makan tongseng jangan dipisah
dalam tegakkan harga diri, tak boleh mengalah
kecuali tahu cara dan taktik mengolahnya
ketika surga dinikmati sehabis lara-lapanya!)

*SanggarJangkaLangit05042014.14:19.-



Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit