Home » » SAJAK-SAJAK “MAWAS DIRI” (Bagian Keenam)

SAJAK-SAJAK “MAWAS DIRI” (Bagian Keenam)

Written By Madani on Selasa, 27 Mei 2014 | 18.10


sumur minyak rakyat berdampingan dengan punya negara di Kawengan, Bojonegoro. (Foto: Jyoti Nurcahyo, Balun Srikaton, Cepu)


(ketika menuju, mencari tahu)


26.

menari aku
dalam bayangmu
orang serius itu
apa tak jemu

itu tentang negeri timur
yang bikin mata tak lamur
senantiasa ada
cahaya memesona

juga laut
yang tepinya berlumut
menjaga denyut
kehidupan yang kecut

selalu ada cara
untuk bertahan
entah berkenan
entah sengsara.

(daya tahan itu
membuat syahdu
meningkatkan syukur
tak menunggu makmur!)

*13052014.20:06.-


27.

semakin banyak saja
"wong Jawa sing wis ora njawa"
orang Jawa dididik suka bertapa
bertapa itu jalan menguasai derita
tetapi angin Barat melandanya
membuat generasi muda lupa

pesan nenek moyangnya
berakit-rakit ke hulu
berenang-renang ke tepian
bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian
derita dan sakit hanyalah sarana

lebih dari itu
lupa pula arti
"alon-alon
waton kelakon"
kalimat bijak dicibiri
kearifan tradisional dianggap hantu

pelan itu hati-hati
cepat itu cenderung terlewat
apa masih paham: "kebat kliwat"?
apa pesan nenek masih dimengerti?
tahukah kamu bahwa kecerdasan Jawa
sungguh tersembunyi dalam sederhana?

*TelukAngsan13052014.21:52.-


28.

ada tanjakan
ada turunan
yang dimanjakan
dalam kehidupan

yang lain sengsara
bagai binatang melata
makan harus kerja keras
keringat pun dikuras

di tanah itu
kekerasan diadu
masih menahan lalu
ketika tak makan seminggu?

lain halnya bila puasa
berlapar diri disengaja
menimbang-nimbang penanda
membaca isyarat melawan dewa.

(empat belas ribu warna itu
jelas sangat memberi tahu
betapa derita mendekatkan jiwa
kepada Yang Maha Kuasa.)

*26052014.18:25.-


29.

mau taruh kepala
di mana
ketika hati duka
nelangsa?

dicopot
ditaruh dalam kulkas
agar beban terlepas
tak lagi menahan bobot?

menghitung genting
saat terbanting
memaki kalang kabut
membuang rasa kecut?

atau... duduk di pojok
melepas asap rokok
agar tak tertohok
dan merasa terpojok?

(entahlah
inginnya pasrah
terserah
kepada Allah!)

*26052014.20:25.-


30.

di tengah kesepian
ciptakan keramaian
mainkan ketangkasan
walau sendirian

pikir memang bebas
meski bukan tanpa pengawas
paling tidak terbebas
dari rasa waswas

ada
bisa jadi tidak ada
tidak ada
bisa jadi ada

semua tergantung pada aku
seberapa jauh kemampuan aku
bagaimana mengolah kondisi
agar tidak menghabisi.

*GriyaCiptadi28052014.07:37.-

Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit