(ketika harus menahan air mata)
31.
konsentrasi penuh
tak boleh mengeluh
jatuh rugi
ya dilakoni
betapa asyik
mencari "sisik melik"
agar pandangan tak picik
supaya air mata tak menitik
jauh di dalam rimbun hutan
tersimpan banyak catatan
harus diolah agar terpahamkan
tak tenggelam dalam kebisuan
betapa kelok sungai berbicara
air terjun sembunyi di dalamnya
itulah inti kekuatan pertahanannya
yang tak tertembus oleh musuhnya.
(tentu saja ada masalahnya
terpancing keluar begitu saja
tidak bisa menahan amarahnya
musuh begitu "culika"-nya!)
*29072014.07:37.-
32.
semua tindakan
terikat "empan"
dan "papan"
tak bisa "sembarangan"
setiap hari
punya esensi
jangan "digebyah uyah"
nanti ajarannya "bubrah"
apalagi, yang tak mengerti
mengikuti tanpa memahami
itu lebih buta pasti
itulah bila tercampur tradisi
tak apa aku hilang teman
ketika mencoba mengingatkan
hal itu menyedihkan
bila "kepepet" saja dilakukan.
*29072014.11:22.-
33.
kehadiran tak lagi penting
pergaulan tak lagi genting
terpusat pada warisan
apa akan terkesan
prinsip itu utama
pendirian itu berikutnya
tak boleh mengikut arus
itu yang bikin diri tak aus
lestari dalam keutuhan
sikap tanpa perubahan
dari dulu hingga sekarang
tidak akan pernah bimbang
berbeda itu seharusnya
begitu memang takdirnya
walaupun tak terpahami
juga takkan dimengerti.
(tak penting itu pengakuan
hanya membuat dada terkembangkan
bila sudah begitu itu
bahaya lain akan mengancam tentu!)
*29072014.18:23.-
34.
tua bukan penghalang
untuk tetap kreatif
entah positif entah negatif
karya tetap terbilang
dalam gelap
tetap ada derap
jangan heran
banyak yang demikian
Jakarta sudah kota 24 jam
dan tetap bak ibu tiri kejam
banyak tahun aku tugas malam
hari-hari yang justru tidak kelam
dinihari tidur di jalan
di atas melajunya kendaraan
pagi hari masih bisa berkegiatan
bahkan juga melakukan kerja sambilan.
(itulah saat hidup lebih sejahtera
sempat belajar sambil bekerja
juga mengajar pada bidangnya
yang bukanlah keahlian kuli tinta!)
*30072014.00:28.-
35.
cucu datang
hati senang
tapi, letih nungging
kebanyakan cuci piring
tidak ada yang gratis
paling tidak barter-lah
tak perlu lagi "miris"
letakkan cemas, pasrah
ada yang harus diniati
belajar menjadi "kaffah"
membuang "salah kaptah"
meski ada yang sakit hati
entah ke dalam
entah ke luar
tidak mudah paham
susah pakai nalar.
(soalnya ada aturan
tak boleh dipermainkan!)
*SJL.30072014.19:04.-
**perdu ini "wangon", bahan sayur pecel kesayanganku (Foto: Jyoti Nurcahyo)
31.
konsentrasi penuh
tak boleh mengeluh
jatuh rugi
ya dilakoni
betapa asyik
mencari "sisik melik"
agar pandangan tak picik
supaya air mata tak menitik
jauh di dalam rimbun hutan
tersimpan banyak catatan
harus diolah agar terpahamkan
tak tenggelam dalam kebisuan
betapa kelok sungai berbicara
air terjun sembunyi di dalamnya
itulah inti kekuatan pertahanannya
yang tak tertembus oleh musuhnya.
(tentu saja ada masalahnya
terpancing keluar begitu saja
tidak bisa menahan amarahnya
musuh begitu "culika"-nya!)
*29072014.07:37.-
32.
semua tindakan
terikat "empan"
dan "papan"
tak bisa "sembarangan"
setiap hari
punya esensi
jangan "digebyah uyah"
nanti ajarannya "bubrah"
apalagi, yang tak mengerti
mengikuti tanpa memahami
itu lebih buta pasti
itulah bila tercampur tradisi
tak apa aku hilang teman
ketika mencoba mengingatkan
hal itu menyedihkan
bila "kepepet" saja dilakukan.
*29072014.11:22.-
33.
kehadiran tak lagi penting
pergaulan tak lagi genting
terpusat pada warisan
apa akan terkesan
prinsip itu utama
pendirian itu berikutnya
tak boleh mengikut arus
itu yang bikin diri tak aus
lestari dalam keutuhan
sikap tanpa perubahan
dari dulu hingga sekarang
tidak akan pernah bimbang
berbeda itu seharusnya
begitu memang takdirnya
walaupun tak terpahami
juga takkan dimengerti.
(tak penting itu pengakuan
hanya membuat dada terkembangkan
bila sudah begitu itu
bahaya lain akan mengancam tentu!)
*29072014.18:23.-
34.
tua bukan penghalang
untuk tetap kreatif
entah positif entah negatif
karya tetap terbilang
dalam gelap
tetap ada derap
jangan heran
banyak yang demikian
Jakarta sudah kota 24 jam
dan tetap bak ibu tiri kejam
banyak tahun aku tugas malam
hari-hari yang justru tidak kelam
dinihari tidur di jalan
di atas melajunya kendaraan
pagi hari masih bisa berkegiatan
bahkan juga melakukan kerja sambilan.
(itulah saat hidup lebih sejahtera
sempat belajar sambil bekerja
juga mengajar pada bidangnya
yang bukanlah keahlian kuli tinta!)
*30072014.00:28.-
35.
cucu datang
hati senang
tapi, letih nungging
kebanyakan cuci piring
tidak ada yang gratis
paling tidak barter-lah
tak perlu lagi "miris"
letakkan cemas, pasrah
ada yang harus diniati
belajar menjadi "kaffah"
membuang "salah kaptah"
meski ada yang sakit hati
entah ke dalam
entah ke luar
tidak mudah paham
susah pakai nalar.
(soalnya ada aturan
tak boleh dipermainkan!)
*SJL.30072014.19:04.-
**perdu ini "wangon", bahan sayur pecel kesayanganku (Foto: Jyoti Nurcahyo)
Posting Komentar