Semoga "potongan" tulisan ini berguna. Salam, MMeSeM.
ISTILAH
KABUPATÈN sebagai ganti dari kadipatèn,konon, dicetuskan oleh Sultan
Agung, tetapi saya belum mendapatkan rujukan yangpasti mengenai hal ini.
Meski demikian, perihal perubahan Bojonegoro, sayasudah memperolehnya.
“Daerah Mataram yang telahdiserahkan (oleh) Sunan Amangkurat kepada VOC[1],berdasarkan
perjanjian, ialah pantai utara Pulau Jåwå, sehingga merugikanMataram.
Perjanjian tahun 1677 (itu) merupakan kekalahan politik berat
bagiMataram terhadap VOC,” tulis Nirma.[2]“Oleh karena itu, statuskadipatèn pun diubah menjadi kabupatèn…. Wedånå Bupati Måncånegårå Wétan, MasToemapèl,… merangkap sebagai bupati pertama yang berkedudukan di Jipang padatanggal 20 Oktober 1677. Maka (dari itu,) tanggal, bulan, dan tahun tersebutditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupatèn Bojonegoro.”[3]
Hal senada juga ditulis dalam“buku resmi” sejarah Bojonegoro. “Kabupatèn terbentuk sebagai akibat kekalahanpolitik Susuhunan (Amangkurat) terhadap Kompeni yang melahirkan dua keraton;Suråkartå dan Ngayogyåkartå. Maka tanggal lahir Kabupatèn Bojonegoro, menurutdata Serat Prajangjiyan Dalem Parårå Ingkang Jumeneng Nåtå, (ialah) tanggal 20Oktober 1677 dan Mas Tumapèl sebagai bupati pertama.”[4]
“Pada masa ini pusatpemerintahan bergeser ke seberang Bengawan Sålå (Padangan, sekarang) dari arahpendudukan Kompeni di pantai. Mas Tumapèl merangkap menjadi Wedånå Bupati MåncånegåråTimur.”
Selanjutnya, tulis Nirma, “Padatahun 1725, Susuhunan Pakubuwånå (PB) II naik takhta. Tahun itu juga, Susuhunanmemerintahkan agar Radèn Tumenggung (R.T.) Haryå Matahun I memindahkan pusatpemerintahan Kabupatèn Jipang dari Padangan ke Desa Rajèkwesi. Lokasi Rajèkwesilebih kurang 10 kilometer di selatan kota Bojonegoro.”[5]
“Mulai saat itu nama KabupatènJipang berubah menjadi (Kabupatèn) Rajèkwesi,” tulis Fahrur Rozi. “Politik divideet impera Belanda berhasil memecah belah Mataram menjadi dua, SuråkartåHadiningrat dan Yogyåkartå Hadiningrat melalui Perjanjian Gianti 1755. Akibatperjanjian tersebut, Jipang/Bojonegoro ditetapkan menjadi wilayah Kerajaan Yogyåkartå.[6]
“Sebagai kenangan padakeberhasilan leluhur yang meninggalkan nama harum bagi Bojonegoro, tidakmengherankan kalau nama Rajèkwesi tetap dikenang di dalam hati rakyatBojonegoro sampai sekarang,” tulis Nirma pula.[7]
Kemudian, tulis Fahrur Rozi,“pada (tanggal) 20 Juni 1812, Inggris melalui Thomas Stamford (Th.St.) Rafflesmemperkecil Kerajaan Yogyåkartå, Kabupatèn Jipang diserahkan kepada Inggris.Jipang menjadi daerah jajahan, bupati berubah menjadi ‘pegawai’ gupernemendi bawah Residen Rembang, Jåwå Tengah.”[8]
“Rakyat Jipang bersama R.T. Såsrådilågåmelakukan pemberontakan…, tetapi pada tanggal 2 Januari 1828 Kolonel VanGriesheim berhasil merebut Kota Rajèkwesi. Kota (itu) rusak berantakan,sementara Såsrådilågå melanjutkan gerilya di pedalaman.”
“Pada tanggal 25 September1828, nama Rajèkwesi berubah menjadi Bojonegoro. Kota baru ini dibangun 10 kilometerutara kota lama Rajèkwesi, di tepi Bengawan Sålå, dilalui jalan pos Rajèkwesi-Babad-Lamongan-Suråbåyå.”
Saat menulis sampai di sini, Fahrur Rozi bertanya, “Kenapa(kita) tidak menetapkan tanggal 25 September 1828 (ini) sebagai hari jadiBojonegoro, karena lebih spesifik menyebut kata Bojonegoro?”
Catatan Kaki:
[1]
VOCitu singkatan dari Vereenigde Oost Indische Compagnie, Kongsi
Dagang HindiaTimur, perusahaan Belanda, tetapi bertindak sebagai “tangan
kolonial”pemerintah Negeri Belanda di wilayah seberang lautan --Ki SNO.
[2] Nirma,op.cit., dalam http://nirma.student.umm.ac.id/,Februari 2011.
[3] Ibid.
[4] FahrurRozi, op.cit., dalam http://mwcnumargo.blogspot.com/,Rabu 6 Mei 2009.
[5] Nirma,op.cit., dalam http://nirma.student.umm.ac.id/,Februari 2011.
[6] FahrurRozi, op.cit., dalam http://mwcnumargo.blogspot.com/,Rabu 6 Mei 2009.
[7] Nirma,op.cit., dalam http://nirma.student.umm.ac.id/,Februari 2011.
[8] FahrurRozi, op.cit., dalam http://mwcnumargo.blogspot.com/,Rabu 6 Mei 2009
Posting Komentar