Home » » Buku "Pajang" Harus Ditulis Ulang

Buku "Pajang" Harus Ditulis Ulang

Written By Unknown on Sabtu, 09 November 2013 | 13.47

Buku "Pajang" Harus Ditulis Ulang
 
SAYA MENEMUKAN berbagai angka tahun kapan pasukan Kadipaten Pajang baru berhasil mengalahkan Jipang ketika melakukan penelitian untuk menulis riwayat:

(1) kota kabupaten tempat saya dilahirkan, Blora,
(2) kota kawedanan tempat saya dibesarkan, Cepu dan Padangan, serta terakhir:
(3) kota kabupaten tempat lahir Ibu, Bojonegoro.

Dalam bukunya, "The History of Java", Letnan Gubernur Kongsi Dagang India Timur (IEC) Britania Raya di Indonesia, Thomas Stamford (Th.St.) Raffles (k. 1811--1816), pada bagian "Peristiwa Pamblora", khususnya tabel kronologisnya, menulis angka: 1556.

Sumber lain, berdasarkan "Babad Sengkala", menyebutnya dua tahun lebih awal: 1554. Oleh duo ahli sejarah Jawa, H.J. de Graaf dan Th.G.Th. Pigeaud, peristiwa pembumihangusan Kota Blora ini dikatakan merupakan bagian dari upaya penaklukan Jipang.

Sebenarnya, ketika saya mulai menulis buku saya, "Pajang: Pergolakan Spiritual, Politik, dan Budaya" (Yayasan Kertagama dan Penerbit Genta Pustaka, Jakarta, Agustus 2010), saya sudah menemukan dua tulisan yang menyebutkan bahwa Pajang baru dapat menaklukkan Jipang pada tahun 1558.

Tulisan yang pertama, berdasarkan "Babad Demak II" yang ditulis oleh Pangeran Buminata pada 1938, saya abaikan, karena bagi saya menunjukkan banyak kejanggalan, terutama dalam hal candra sengkala (kalimat angka tahun).

Akan halnya tulisan yang kedua, yang difokuskan pada kronologi sejarah Kota Bojonegoro, saya hanya sempat membacanya sekilas dan baru dua minggu terakhir ini saya olah, bersama segepok data lain hadiah dari sastrawan Jawi J.F.X. Hoeri, untuk menyempurnakan manuskrip saya perihal "Sejarah Bojonegoro".

Dari data yang ditulis oleh pengurus Nahdlatul Ulama (NU) setempat inilah, saya mendapatkan angka tahun kejatuhan Jipang itu: 1558.

Saya sudah curiga bahwa Arya Penangsang tidak gugur pada tahun 1549 setiap kali saya membaca bahwa Sunan Giri Prapen baru bersedia melantik Jaka Tingkir menjadi sultan Pajang pada tahun 1581.

Kenapa baru setelah berusia lanjut Mas Karebet disahkan sebagai sultan? Persoalan ini jelas memerlukan analisis tersendiri, yang jelas-jelas akan mengubah sangat banyak isi buku "Pajang" yang telah terbit itu. Tabik.

*MMeSeM/10112013.03:30-03:50.-

Keterangan Gambar:
Kompleks makam Sultan Pajang di Butuh, Sragen.
Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit