(untukmu, kamu tahu!)
6.
semalam tumbang
membaca kenang
tanpa riang
hanya bayang
sejarah itu tangis
semua serba tragis
dari yang hanya besarkan kumis
sampai "wong cilik ngemis-ngemis"
di luar enam tingkat
tak lagi berderajat
"mlarat kesrakat
ora olèh sambat"
bagaikan cemeti
membelit mati
betapa hancur hati
sampai "mbrebes mili".
*11112013.06:54.-
7.
serasa terbuang
abu melayang
"arité goang
paluné bogang"
kertas lusuh
"mung nètèské luh"
perasaan luruh
keras hati luluh
derit pedati
seretan kaki
arang istana
rumput belaka
tak lagi megah
lama terjajah
harus "gumrégah"
melawan "wegah".
*11112013.07:14.-
8.
membayangkan laut
melabuh rasa kalut
serpihan luka dipungut
dibuang jauh agar tak "nglangut"
membayangkan perahu
oleh ombak terpantul seru
topan menghantam dari depan
bikin nurani bergerak "gedandapan"
siapa berani melawan alam
tanpa belajar memahami alam
tak usah "sambat" bila tenggelam
ayo, asah batu hitam jadi pualam.
*11112013.07:36.-
9.
belum ada kabar
dari tanah asal
badai datang
hati bimbang
hilang akal
menunggu mekar
tak ada lagi
jalur komunikasi
terputus lama
tak saling sapa
merasa terbuang
di bibir jurang
masih terngiang
umpatan jalang
terima saja
telan saja
nikmati sunyi
senyum mengerti.
*11112013.18:52.-
10.
sekuntum melati
tidak untuk dimengerti
sekeranjang mawar
justru hanya untuk ditebar
itulah takdir katanya
itulah nasib katanya
ada melati yang putih
mawar pasti tak hanya putih
mawar pasti berduri
justru tidak si melati
tetapi yang punya teka-teki
hanya si malu punya putri.
(tidak minum katanya
sudah menggigau nyatanya!)
*JalaArt11112013.19:21.-
6.
membaca kenang
tanpa riang
hanya bayang
sejarah itu tangis
semua serba tragis
dari yang hanya besarkan kumis
sampai "wong cilik ngemis-ngemis"
di luar enam tingkat
tak lagi berderajat
"mlarat kesrakat
ora olèh sambat"
bagaikan cemeti
membelit mati
betapa hancur hati
sampai "mbrebes mili".
*11112013.06:54.-
7.
serasa terbuang
abu melayang
"arité goang
paluné bogang"
kertas lusuh
"mung nètèské luh"
perasaan luruh
keras hati luluh
derit pedati
seretan kaki
arang istana
rumput belaka
tak lagi megah
lama terjajah
harus "gumrégah"
melawan "wegah".
*11112013.07:14.-
8.
membayangkan laut
melabuh rasa kalut
serpihan luka dipungut
dibuang jauh agar tak "nglangut"
membayangkan perahu
oleh ombak terpantul seru
topan menghantam dari depan
bikin nurani bergerak "gedandapan"
siapa berani melawan alam
tanpa belajar memahami alam
tak usah "sambat" bila tenggelam
ayo, asah batu hitam jadi pualam.
*11112013.07:36.-
9.
belum ada kabar
dari tanah asal
badai datang
hati bimbang
hilang akal
menunggu mekar
tak ada lagi
jalur komunikasi
terputus lama
tak saling sapa
merasa terbuang
di bibir jurang
masih terngiang
umpatan jalang
terima saja
telan saja
nikmati sunyi
senyum mengerti.
*11112013.18:52.-
10.
sekuntum melati
tidak untuk dimengerti
sekeranjang mawar
justru hanya untuk ditebar
itulah takdir katanya
itulah nasib katanya
ada melati yang putih
mawar pasti tak hanya putih
mawar pasti berduri
justru tidak si melati
tetapi yang punya teka-teki
hanya si malu punya putri.
(tidak minum katanya
sudah menggigau nyatanya!)
*JalaArt11112013.19:21.-
Posting Komentar