Sajak-Sajak "melawan Arus" (Bagian Pertama)
(untukmu, kamu tahu!)
1.
terlalu tajam
menguak malam
langsung terajam
begitu dalam
begitu cemas
teremas-remas
terhajar waswas
gundul terkelupas
apa yang tersisa
kecuali nelangsa
padahal ternyata
masih ingin bahagia
jadi, ayo bangkit
manfaatkan pahit
nikmati sakit
hingga terasa legit!
*07112013.19:40.-
2.
rasa itu tak salah
begitu gelisah
demikian resah
tidur pun jadi mewah
tak terjangkau
pikiran kacau
seakan-akan sakau
terdera galau
batin menjerit
kian terjepit
serasa berderit
menggigit-gigit
lantai bagaimana
mendamaikannya
diam begitu saja
tanpa mereaksinya?
(entahlah, seperti masih bocah
tak bisa anggap lumrah
seperti dicacah-cacah
tidak bisa bungah!)
*08112013.08:17.-
3.
mati di medan juang
mungkin bisa bikin riang
mati di lembah sunyi
pasti harus dinikmati
aku menunggu
saat seperti itu
jadi termangu
jadi rindu
ini kegilaan
ini pelanggaran
ini kebahagiaan
ini memuaskan
tujuan hidup ini
tak pelak lagi
hanyalah mati
di lembah sunyi.
*08112013.09:52.-
4.
senantiasa ada
yang jadi korban
bergelimpangan
tanpa tanda
ada juga yang kesiangan
tanpa malu meraup tanda jasa
aku kira kita patut maklum saja
tak usah mengeluarkan hujatan
ini zaman susah
anggap saja lumrah
ini zaman gila
anggap saja... gila.
*10112013.17:15.-
5.
gerimis, bubar dulu
mawar, bukan kamu
tangis, masih seperti dulu
hati tawar, biasa juga bagimu
bunga-kesayanganmu
memang putri malu
yang liar tapi kuat
kehujanan, tetap sehat
hanya saja, bukannya bikin ngeri
tentang kunang-kunang
terbuat dari kuku orang mati
ketika nyawanya meregang?
sekarang, tak takut lagi
ada yang lebih menakutkan?
insan tanpa peri kemanusiaan?
yang lempar batu tangan sembunyi?
*JalaArt10112013.18:19.-
(untukmu, kamu tahu!)
1.
terlalu tajam
menguak malam
langsung terajam
begitu dalam
begitu cemas
teremas-remas
terhajar waswas
gundul terkelupas
apa yang tersisa
kecuali nelangsa
padahal ternyata
masih ingin bahagia
jadi, ayo bangkit
manfaatkan pahit
nikmati sakit
hingga terasa legit!
*07112013.19:40.-
2.
rasa itu tak salah
begitu gelisah
demikian resah
tidur pun jadi mewah
tak terjangkau
pikiran kacau
seakan-akan sakau
terdera galau
batin menjerit
kian terjepit
serasa berderit
menggigit-gigit
lantai bagaimana
mendamaikannya
diam begitu saja
tanpa mereaksinya?
(entahlah, seperti masih bocah
tak bisa anggap lumrah
seperti dicacah-cacah
tidak bisa bungah!)
*08112013.08:17.-
3.
mati di medan juang
mungkin bisa bikin riang
mati di lembah sunyi
pasti harus dinikmati
aku menunggu
saat seperti itu
jadi termangu
jadi rindu
ini kegilaan
ini pelanggaran
ini kebahagiaan
ini memuaskan
tujuan hidup ini
tak pelak lagi
hanyalah mati
di lembah sunyi.
*08112013.09:52.-
4.
senantiasa ada
yang jadi korban
bergelimpangan
tanpa tanda
ada juga yang kesiangan
tanpa malu meraup tanda jasa
aku kira kita patut maklum saja
tak usah mengeluarkan hujatan
ini zaman susah
anggap saja lumrah
ini zaman gila
anggap saja... gila.
*10112013.17:15.-
5.
gerimis, bubar dulu
mawar, bukan kamu
tangis, masih seperti dulu
hati tawar, biasa juga bagimu
bunga-kesayanganmu
memang putri malu
yang liar tapi kuat
kehujanan, tetap sehat
hanya saja, bukannya bikin ngeri
tentang kunang-kunang
terbuat dari kuku orang mati
ketika nyawanya meregang?
sekarang, tak takut lagi
ada yang lebih menakutkan?
insan tanpa peri kemanusiaan?
yang lempar batu tangan sembunyi?
*JalaArt10112013.18:19.-
Posting Komentar