SAJAK-SAJAK “MELAWAN ARUS” (Bagian Keempat)
(untukmu, kamu tahu!)
16.
gubuk itu tak berpenghuni
begitu juga seluruh lembah sunyi
namun di tungkunya masih ada api
bahkan sang bunga juga tak sembunyi
itu tak sekadar dongeng bidadari
pelajaran kehidupan yang hakiki
terlalu banyak bagian dijalani
tanpa sama sekali sadar diri
tak apa bila semua itu terjadi
ketika usia masih terlalu dini
karena air di dulang ditepuki
teperciklah muka sendiri
ada memang yang bisa dijadikan
bulan-bulanan keasyikan permainan
tetapi terlalu banyak bagian kehidupan
yang harus dijalani dengan kesungguhan.
*13112013.04:31.-
17.
ada kerja rahasia
ada tugas terbuka
semuanya sudah lunas
tak akan pernah puas
kini, pada masa lanjut usia
mencoba mencatat jejak
sekadar pelepas rasa muak
agar pengabdian tak sia-sia
dulu, hanya tahu kerja
tak pernah memikirkan diri
Tuhan memang maha-menjaga
tak mungkin tua-tua susah sendiri
memang terasa ada beda pacu
karena itu tak boleh ragu
maju terus pantang mundur
ikhtiar sama sekali tak boleh kendur!
*13112013.08:35.-
18.
sudah takdir dicap "abangan"
sekalian bersikap sembarangan
tak ada ruginya bertindak demikian
tokh sudah sampai alam pembebasan
orang kurang mengerti cenderung lebih garang
modal sepotong untuk mengancam orang
tidak akan terbukti clurit hanya "nggarit"
yang pasti buah pare pastilah pahit
ketika terjatuh, hanya bisa mencari teduh
badan melepuh, tak berguna mengeluh-ngeluh
lebih baik mengorak simpuh, berjalan mencari sembuh
biarlah jauh tertempuh, paling-paling mati"sampyuh"
dua logam bertemu pasti memercikkan api
entahlah bila apinya segera tertangkap sekam
tak bisalah langsung lari terbirit-birit sembunyi
haruslah tetap bersicepat mengusahakan padam.
(meski bermain api letup
bermain air kuyup
menebar benih sayup-sayup
pastilah akan menguncup!)
*13112013.09:31.-
19.
apa itu arti bahagia
kaki kita menapak jauh
jari pegal, serasa melepuh
ada hasil dari usaha
ada yang telah diperjuangkan
sekadar nasi segenggaman
membuat perut tetap lapar
tapi cukup 'tuk jaga tegar
bahagia itu tak peduli
sedikit atau banyak sekali
seperti senyum hanya dikulum
sekadar 'tuk buat hati maklum
mungkin hanya sepotong
masih banyak ruang kosong
dalam hidup seakan tong
betapa dalam senyum ada bohong
itulah bohong putih
dengan banyak serpih
hati yang penuh rasa sedih
sembilu penggurat pedih!
(apa pun yang terjadi
takdir harus dimengerti
semua harus disyukuri
menjadi berkah putih hati!)
*13112013.15:43.-
20.
harus senantiasa bergerak
agar hati tak bergolak
bagai roda pedati berderak
terganggu gejolak muak
betapa hidup ini susah
apa-apa dipandang salah
segala dipandang tak lumrah
kalau membantu, itu terserah
harus berjuang sendiri
agar tetap tak mati
mengejar sesuap nasi
sekadar "ndadar" nurani
begitulah wajarnya manusia
hanya bisa mencela belaka
sama sekali tidak membela
apalagi, berbagi rezekinya.
JalaArt13112013.17:43.-
SAJAK-SAJAK “MELAWAN ARUS” (Bagian Keempat)
Written By Madani on Rabu, 13 November 2013 | 03.20
Label:
puisi
Posting Komentar