SAJAK-SAJAK “MELAWAN ARUS” (Bagian Ketujuh)
(untukmu, kamu tahu!)
31.
selalu ada terang
bagi pengejar gelap
yang butuh penerang
agar tak "megap-megap"
ada sepotong do'a
ada seonggok asa
ada setitik harap
bagi teman senyap
tetap ikhtiar
tetap bekerja
meski tergoda
agar tak buyar
selalu begitu
melawan diri
tekat ditali
agar menyatu.
*15112013.06:44.-
32.
begitu lambat
demikian lamban
yang penting cermat
terhindar dari kesalahan
dalam kehidupan
ada yang butuh kecepatan
tetapi kebanyakan
lebih butuh ketelitian
semangat memang perlu
hanya untuk melawan
terutama kaum tiran
sehari-hari kesabaran tentu
mengayunkan cangkul itu
harus penuh perhitungan
juga pemahaman medan
agar tidak "grusa-grusu".
(pemahaman medan
kunci keberhasilan!)
*15112013.08:44.-
33.
kubuat sendiri
jalan hidupku
terusir selalu
tak usah dipikiri
sekarang sudah tua
asyik menulis saja
tak terbit jua
biarkan saja
dulu saat awal
sudah diramal
begitulah bunyinya
demikianlah takdirnya
yang penting berbuat
juga tak khianat
apa pun hasilnya
diterima saja.
*15112013.16:08.-
34.
hujan
kilat
guntur
melantur
menggeliat
kedinginan
tak terasa
sudah lama
di ambang neraka
atau di bibir surga?
di dunia
banyak siksa
semuanya
ada makna
memahami
menerima
ikhlas saja
sabar menanti.
*15112013.20:25.-
35.
apa pun kata orang
masa depan membentang
berapa kali pun terbunuh
akan tetap usaha tumbuh
daya tahan itu kian membara
inilah daya sakti sang kembara
hutan baru akan ada senantiasa
lebat dengan pepohonan muda
di dalamnya, tumbuh berbagai empu
dari boros, lireh, wangon, hingga keladi
banyak orang tepi hutan bisa bertumpu
meski hanya musiman, bergunanya pasti
tak ada sesuatu yang diciptakan tanpa makna
demikian juga makhluk yang namanya manusia
yang berdaya tahan dengan otak dan rasanya
semoga mencapai tingkat insan sempurna.
*JalaArt15112013.20:45.-
SAJAK-SAJAK “MELAWAN ARUS” (Bagian Ketujuh)
Written By Madani on Sabtu, 23 November 2013 | 10.06
Label:
puisi
Posting Komentar