Home » » SAJAK-SAJAK “MELAWAN ARUS” (Bagian Kedelapan)

SAJAK-SAJAK “MELAWAN ARUS” (Bagian Kedelapan)

Written By Madani on Sabtu, 23 November 2013 | 10.09

SAJAK-SAJAK “MELAWAN ARUS” (Bagian Kedelapan)

(untukmu, kamu tahu!)


36.

belenggu itu
bermacam-macam
bahkan nilai moral itu
bisa-bisa bikin runyam

jalan terbaik
ialah siap
jungkir balik
lalu lenyap

hilang diri
sudah pasti
bila menantang
itu membangkang

orang tak mau tahu
betapa pun kondisimu
kering kerontang
atau mati kejang!

(peganglah ilmu ikhlas
biarkan semuanya lepas!)

*16112013.15:55.-


37.

kuseka air mata itu
tinggal sebutir
betapa kian layu
pipi tempatnya mengalir

apa masih berharga
diri ini yang nelangsa
seakan tak lagi berguna
ke mana-mana hanya dihina

haruskah mengasah
sepotong do'a
agar semua gelisah
menjadi sirna?

apa masih bisa
disebut manusia
bila kejadiannya
demikian halnya?

(sungguh aniaya
kian mengenigma!)


*16112013.16:34.-


38.

dia sudah tidur
aku pun "nganggur"
ketimbang nikmati dengkur
apa aku harus "ngluyur"?

ini malam Minggu
seperti dulu-dulu
selalu kelabu
tanpa diganggu

pada saatnya
mau tak mau
diputuskan jua
ketimbang galau

pergi, menjauh
berlari, bongkar sauh
mencari tempat berlabuh
yang boleh mengeluh!

(kalau tak ada
lebih baik mati saja!)

*16112013.21:08.-


39.

hujan masih terus turun
tak bisa bikin api unggun
kayunya tak lagi merimbun
dibabat orang tanpa ampun

sejauh-jauh mata memandang
seolah-olah menjadi prairi
bagaimana mungkin bisa rindang
bila tidak pernah cukup terairi?

masih mencari tempat singgah
yang tak lagi beradu mewah
syukur-syukur dekat sawah
apalagi dengan air melimpah

sungguh mati butuh dingin
yang sedikit berlimpah angin
agar bisa mengelola segala ingin
menjadi yang serba mungkin.

(aku tidak butuh banyak tentu
ingat kata Ayah-Ibu: "lumintu"!)

*16112013.21:32.-


40.

hari berganti
mestinya mimpi
tugas belum kelar
tak bisa "nglekar"

membaca titik hujan
menenun bilah genting
menghindari tak keruan
juga jangan sampai sinting

padahal, gila itu nikmat
bebas hitungan akhirat
memang tak dapat tempat
hanya sekadar istirahat

alangkah bahagia manusia
mempunyai pikir dan rasa
cenderung dekat aniaya
tergantung kecerdasannya.

(burung tempua
mampu bikin rumah jelita
tetapi polanya sama
bagaikan robot saja!)

*JalaArt17112013.00:32.-
Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit