SAJAK-SAJAK “MELAWAN ARUS” (Bagian Kesembilan)
(untukmu, kamu tahu!)
41.
alam kita beda
aku terbiasa
dianggap salah
jadi, sengaja menyalah
bila sudah dicap
tak berhak berucap
sekali lancung ke ujian
seumur hidup orang edankan
terjerumus dalam
kebenaran semu
seharusnya memacu
kehakikian kalam
sudut pandang
bisa nyalang
dapat gamang
mampu seimbang.
(pilih mana:
mengalah saja?)
*17112013.00:48.-
42.
ketika takdir memanjakan
aku malah gelagapan
seakan-akan mau pingsan
masuk dalam fatamorgana angan
aku masihkah manusia
ketika tertelan curiga
bak lilin termakan nyala
menguap dalam jelaga?
sinar itu menembus
membuatku terberangus
tak bisa mengendus
apakah sudah waktu putus?
bisa jadi apa saja
itu maunya
tapi mana kuasa
terbatas belaka.
(menggapai dalam ramai
melambai tak sampai!)
*17112013.16:35.-
43.
dalam jernih pikir
hapus segala kuatir
tepiskan ke pinggir
juga segala getir
ganti dengan senyum
jauhkan dari mesum
biar semua maklum
bunga pun menguntum
tak biasanya aku
membicarakan tumbuh
itu tak berarti aku luluh
melainkan jemu
teratai tumbuh di lumpur
pelajaran yang mestinya
menjauhkan dari takabur
cobalah pahami lumpurnya.
(apakah hatimu bersih
tanpa dengki walau seserpih?)
*18112013.06:59.-
44.
senyampang pagi
merawat hati
dari gerogotan
nafsu setan
gerimis turun
mengetuk lembut
jiwa ditenun
siap hadapi maut
pikiran berbahaya
rasa menjerumuskan
diikhtiarkan dikelola
agar hasilnya mengasyikkan
enceng gondok kuat serabut
hati diasah biarlah lembut
yang kasar tidak dibuang
persiapan 'tuk menerjang!
*18112013.07:21.-
45.
racun bikin kuat
apalagi obat
ketika sekarat
kita terikat
tak ada pilihan
cuma bisa melawan
itulah perjuangan
harus ditegakkan
tak bisa hitam putih
tak bisa berlebih
harus sesuai takaran
meski jurus pembalikan
ingat malaikat?
ingat sang iblis?
dari api dibuat
hanya satu bengis.
(masalahnya:
tegas dan bengis
apa bedanya?
sama-sama bikin tangis.)
*JalaArt20112013.12:54.-
SAJAK-SAJAK “MELAWAN ARUS” (Bagian Kesembilan)
Written By Madani on Rabu, 20 November 2013 | 07.41
Label:
puisi
Posting Komentar