Home » , » [Sejarah Kampung Lahirku] PANGÉRAN JÅYÅDIPÅ MBABAD ALAS MBANGUN MBLORÅ

[Sejarah Kampung Lahirku] PANGÉRAN JÅYÅDIPÅ MBABAD ALAS MBANGUN MBLORÅ

Written By Redaksi on Rabu, 29 Januari 2014 | 07.50


[Sejarah Kampung Lahirku] PANGÉRAN JÅYÅDIPÅ MBABAD ALAS MBANGUN MBLORÅ

KONSEP MBABAD ALAS (membuka hutan) untukmembangun permukiman yang kemudian berkembang dari desa menjadi kota ternyataterjadi juga pada Blora, yang kini kota kabupatèn di wilayah Provinsi JåwåTengah. Saya bahkan yakin hal ini berlangsung beberapa kali, mengingat Bloraitu kota yang sangat tua, cukup sering berganti nama, dan mengalami bumihangus, baik oleh alam maupun akibat perang.

Salah satu tokoh yang mbabadalas untuk membangun kota Blora ialah Gusti Kanjeng Jåyådipå, putraPangéran Suråbahu yang secara anumerta oleh masyarakat Blora digelari Sunan Pojok,yang makamnya kini terletak di pojok barat daya Alun-alun Kota Saté, berada diantara kompleks pertokoan dan kantor. Bagaimana kisah mbabad alas ini?

“Seminggu sesudah PangéranSuråbahu (‘Abd al-Råhim[1]) meninggal, keluargaserta… prajurit pengikutnya kembali ke Mataram(. Tetapi,)… putra PangéranSuråbahu, Jåyådipå, tidak mau pulang dan… menunggui makam ayahnya.” Demikianditulis dalam laporan hasil survei Jurusan Sejarah, Fakultas KeguruanIlmu-Sosial (FKIS), Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP, kini UniversitasNegeri) Semarang, pada tahun 1971.[2]

“Dengan diikuti oleh…pengikutnya, yaitu orang… dari Tuban, Lasem, Rembang, Pati, (dan) Kudus, lalu(Jåyådipå) mbabad alas (membuka hutan) di tempat yang sekarang menjadikota Blora. Berita tentang adanya perkampungan baru itu makin tersiar luas,sehingga banyak orang yang datang di situ dan menetap. Atas inisiatif Jåyådipå,…dibentuklah… pemerintahan dan didirikan lumbung bahan makanan di… bukit kecil.”[3]

“Sesudah staf pemerintahansempurna, mirip staf pemerintahan… (ka)bupati(an) dan penduduknya makin banyak,lalu (Jåyådipå) melaporkan(nya) ke Mataram…. Sunan Amangkurat II… merestuiberdirinya kabupatèn[4] baru itu dan mengangkatJåyådipå sebagai bupatinya. (Dengan) demikian(,…) berdirilah Kabupatèn Bloradengan bupati pertama Jåyådipå, yang terkenal dengan gelar Gusti KanjengJåyådipå.”[5]
Ketika menulis sampai disini, pertanyaan pun muncul di benak saya:

1.           Siapakah Pangéran Suråbahu? Kapan tokoh inimeninggal? Apakah turunannya masih ada sampai sekarang?
2.         Kota Blora sebenarnya berdiri pada era KesultananMataram (k. 1575--1677 M) atau pada masa pemerintahan Susuhunan Amangkurat II(k. 1680--1702 M)?

Mari kita kaji pelan-pelandengan seksama, sesuai dengan data yang saya bisa peroleh. Dari mana kita harusmulai? Kita bahas angka tahun kematiannya dulu.


Tradisi haulan di Makam SunanPojok. (Foto: Diparda Blora)



(1)  Benarkah Meninggal pada era Mataram?

MENURUT HASIL survei IKIP Semarang yangdilaksanakan pada tahun 1971 itu, “Pangéran Suråbahu meninggal… pada hari Jum’atPon tahun 1673/4 (M).”[6]

Penulisan angka tahun dengandua angka terakhir mengapit garis miring ini menunjukkan bahwa data aslinyamenggunakan tahun Çåkå/Jåwå. Tetapi, sayang, hasil penelitian itu tidak menuliskansecara rinci, baik angka tahun Çåkå/Jåwå itu maupun sumber datanya.

Namun, bila angka tahun itubenar, Pangéran Suråbahu memang meninggal pada masa kekuasaan pusat masihberada di tangan raja Kesultanan Mataram (k. 1575--1677 M) yang berkedudukan diPlèrèd. Tetapi, angka tahun 1673/4 M itu pasti bukanlah pada era SusuhunanAmangkurat II (k. 1680--1702 M), melainkan ayahnya, Radèn Mas (R.M.) Sayidin.

Berikut ini senarai rajaMataram, dimulai dari pendirinya:

1.           R. Danang Sutåwijåyå gelar Panembahan Sénåpati(k. 1575[7]--1601 M),
2.         R.M. Jolang gelar Panembahan Hanyåkråwati (k.1601--1613 M),
3.          R.M. Wuryah gelar Pangéran Adipati Martåpurå (h.1605--1688 M), yang hanya berkuasa satu hari pada tahun 1613 M,
4.         R.M. Rangsang gelar Sultan Agung (k. 1613--1645M), dan
5.          R.M. Sayidin gelar Çri Susuhunan Amangkurat Agungatau Amangkurat I (k. 1645--1677 M).[8]


Dan, ketika pada hari Ahad 1Juli 2012, melalui pesan singkat (SMS), saya tanyakan kepada sahabat saya,Soelistijono Rst. gelar Ki Panji Konang, yang saya akrab memanggilnya KungLies, beliau menyatakan bahwa pada tahun 1673/4 M, hari Jum’at Pon jatuh padatanggal:

1.     17 Maret 1673 M, yang bertepatan dengan 20Dulkaidah 1083 Hijriyah atau 20 Selå 1595 Jåwå,
2.    2 Maret 1674 M, 24 Dulkaidah 1084 H, 24 Selå1596 J.


Dengan demikian, bisakahditarik simpulan bahwa Kota Blora mulai dibangun oleh Gusti Kanjeng Jåyådipåpada tanggal 24 Maret 1673 M atau 9 Maret 1674 M? Bagaimana pula kalau itu hariJum’at Pon yang lain? Dengan kata lain, kita masih punya pekerjaan rumahmenetapkan salah satu tanggal di antaranya.
Sekarang, kita bahas dulu siapasebenarnya Pangéran Suråbahu….


Gapura Makam Sunan Pojok. (Foto: Erlisy)



(2)  Lurah Prajurit Mataram?

AKAN HALNYA Pangéran Suråbahu, laporan hasilsurvei itu menyatakan, “Sunan Pojok atau Pangéran Suråbahu ialah lurahprajurit (komandan pasukan) ekspedisi Mataram yang dikirim ke Tuban, untukmemengaruhi Tuban supaya tidak mengikuti jejak Pajang memberontak terhadapMataram sesudah (Sultan Pajang) Hadiwijåyå meninggal.”[9]

“(Orang) Tuban ternyataberdiri (tegak) di belakang (benteng) untuk mempertahankan haknya. Pertempuranterjadi selama 18 hari dan akhirnya Tuban menderita kekalahan. PangéranSuråbahu kemudian (mengangkat diri) menjadi bupati militer di Tuban.”

“Setelah Tuban aman kembali,Pangéran Suråbahu (bermaksud) kembali ke Mataram untuk melapor…, dengandiiringi oleh separo… pasukannya. Perjalanan itu melewati: Jatirogo, Jepon,Ngrapèng, Jurang Jero, Karangkono, dan Teleng.”

“Setiba… di Teleng, PangéranSuråbahu beserta pengawalnya beristirahat dan mendirikan kemah. Karena lelah…,Pangéran Suråbahu jatuh sakit dan makin lama makin keras….”

“(Ketika) merasa… sakitnyatidak akan sembuh kembali,… Pangéran Suråbahu memberi(kan) amanat: ‘menåwåaku dipund(h)ut Pangéran ånå ing kéné,… aku disarèkaké ånå sangisoré olèhkusaré iki, terus diked(h)uk waé’ (bila aku meninggal di sini,… kubur aku dibawah tempat aku tidur ini, langsung digali saja).”

“Sebelum Pangéran Suråbahumeninggal,… dikirim utusan untuk memberitahukan tentang sakit… PangéranSuråbahu kepada keluarganya di Mataram. Setelah keluarganya dari Mataramdatang,… Pangéran Suråbahu meninggal, tepat pada hari Jum’at Pon tahun 1673/4 (M).”[10]

Sayang, hasil survei initidak menyebutkan siapa sumber kisah ini. Oh ya, bagi saya, pernyataan enamparagraf ini aneh, terutama yang pertama. Kenapa kecemasan terhadap kemungkinanTuban akan memberontak dikait-kaitkan dengan pemberontakan Kadipatèn Pajangterhadap Kesultanan Mataram?

(Survei dan penulisan ini belum selesai. Penulis sakit dan kehabisan biaya, terpaksa cari makan dulu di perantauan. Fotonya juga tidak terpunggah. Salam.)


Catatan kaki:

[1]      Nama Arabnya ini, saya ambil dari Anonim, “Wisata Ziarah: MakamSunan Pojok,” dalam http://www.blorakab.go.id/,tanpa tanggal.
[2]      Anonim1, Laporan Hasil Survey Penggalian Sejarah danKebudayaan dalam rangka Pengembangan Kepariwisataan Propinsi Jawa Tengah,Jurusan Sejarah, Fakultas Keguruan Ilmu-Sosial, Institut Keguruan IlmuPendidikan (IKIP) Semarang, Semarang, 1971, halaman 45.
[3]      Ibid.
[4]      Saya ganti dari aslinya: kadipatèn, untuk menjagakesinambungan pengertian --Ki SNO.
[5]      Anonim1, op.cit., Semarang, 1971, halaman 45.
[6]      Anonim1, op.cit., Semarang, 1971, halaman 45.
[7]      Saya lebih suka menghitung masa berkuasa Panembahan Sénåpatisejak kematian Ki Pemanahan sebagai kepala perdikan Mentaok pada tahun 1575,karena sejak awal Danang Sutåwijåyå sudah berkehendak mendirikan kerajaanberdaulat --Ki SNO.
[8]      Krisna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad (editor), EnsiklopediRaja-Raja Jawa: Dari Kalingga hingga Kasultanan Yogyakarta, Araska,Yogyakarta, cetakan pertama, Mei 2011, halaman 100, 105. ISBN:978-601-9072-48-8.
[9]      Anonim1, op.cit., Semarang, 1971, halaman 45.
[10]     Anonim1, op.cit., Semarang, 1971, halaman 45.




Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit