Home » » SAJAK-SAJAK “PERLAWANAN” (Bagian Ketujuh)

SAJAK-SAJAK “PERLAWANAN” (Bagian Ketujuh)

Written By Madani on Senin, 14 April 2014 | 12.11

(ketika terpaksa mencari jalan lain)


31.

ada kemarahan
tak terkendalikan
sampai lupa mengalah
pembuluh darah bisa pecah

uang selalu membungkam
nyala kebebasan jadi suram
ketika bersikukuh begitu
malah dituduh kepala batu

sejarah harus fakta
tidak boleh hanya
yang baik-baik saja
hilang nilai pelajarannya

bila kamu
bertanya tentang aku
kapan mengalah aku
ada waktunya tentu.

(itulah gunanya teman
senasib sependeritaan!)
 
*14042014.16:51.-


32.

begitu mudah memesona
orang agar jatuh cinta
apa bisa hanya begitu
tanpa buang-buang waktu?

ada konsep yang mengikat
dan aku sudah tidak kuat
menjadi manusia seperti itu
hanya sisa juanglah aku

hanya kesabaran dan bayangan
tanpa peduli akan jadi kenyaraan
menerima bahagia dari persahabatan
yang tulus dan tanpa pembayaran

carilah aku bila kamu berduka
telefonlah aku bila kamu dianiaya
aku akan tetap mampu menemanimu
tidak akan pernah menjadi jemu.

(yang sudah lewat biarlah lewat
tak usah kondisi dibikin gawat!)

*14042014.17:22.-


33.

langit sudah hitam
hanya pandangan
tidak kelihatan
tertutup geram

gembala sudah pulang
langsung ke belakang
bersama si binatang
memandang gemintang

masih bertanya juga
tentang adil bijaksana
masih suka membeda
belum lagi sewarna

tak mungkin bisa
melihat ke dalam jiwa
tak ada warna di sana
yang memisahkan antarmanusia.

*14042014.18:39.-


34.

menghadap air
terbaca getir
tak perlu kuatir
ada auman petir

masih berani
melawan pasti
dalam nurani
yang ada mati

jangan salah sangka
yang mati itu kebebasan
percaya pakai logika
keyakinan bukan pemaksaan

bagiku, patuh itu mati
hanya pikiran beku
tak dapat mengisi hati
kecuali dengan dinamika palsu.

(tak penting bagiku
janji manis dan ancaman menakutkan itu!)

*14042014.19:52.-


35.

kembara malam
pemulung maya
terlalu "ngaya"
melawan demam

tanpa awan
hanya angin
tetap melawan
me-"nanting" ingin

ada yang diasah
justru agar tumpul
pembodohan lumrah
sejak era stambul

bagaimana tak melawan
bagaimana bisa diam
atas nama ketakutan
manusia dibikin melempam.

(ayo, angkat pena
tak sekadar melawan lupa!)

*SanggarJangkaLangit15042014.00:40.-



Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit