Home » » SAJAK-SAJAK “GEMBIRA SAHAJA” (Bagian Kedua)

SAJAK-SAJAK “GEMBIRA SAHAJA” (Bagian Kedua)

Written By Madani on Minggu, 04 Mei 2014 | 07.23

(numpang sedih sedikit)


6.

rasa itu
tak bisa ditipu
sekali sedih
tetap saja pedih

ada yang menang
ada yang pulang
setiap hari
silih berganti

entah kapan aku
entah kapan kamu
kegagalan itu
terlalu mengganggu

hanya bisa tepekur
dengan hati hancur
jangan menghibur
sudah jadi bubur.

(maaf ya
aku curi gembiranya
sehari saja
terima kasih ya.)

*28042014.12:26.-


7.

hanya air mata
dalam rasa nelangsa
begitulah takdirnya
manusia bisa apa?

kali ini
aku benar-benar minta
jangan nasihati
ini hanya soal menerima

entah apa guna adat
hanya jadi bahan debat
berdiri di atas kaki sendiri
mungkin itu lebih mumpuni

aku ada, maka aku berontak
mau cap aku pengkhianat
begitu memang sudah niat
aku hanya ingin terbahak!

(andaikan masih seperti dulu
ruap bir menutupi kecewa selalu
apakah orang mau mengerti
aku sama sekali tak peduli!)

*01052014.18:40.-


8.

pesta usai
tinggal capai
bila senang
hati lapang

tak tahu matematika
mau paham dunia
tahu terlalu banyak
malah jadi budak

lupakan pelajaran
agar tak muntah
bila lelah
masuk peristirahatan

mulai lagi
menyemi
semoga tumbuh
semoga tangguh.

*01052014.21:58.-


9.

begini salah
begitu salah
ada batas
jangan diterabas

di mana letak merdeka?
apa ada kehendak bebas?
pasti ada yang terlepas
coba cari kesalahannya

susun kembali pedoman itu
agar tak membuat kita menghantu
tampaknya percuma saja bicara
telah terkotak-kotak semuanya

ada kotak putih
katanya bersih
ada kotak hitam
dibilang bikin tenggelam.

(siapa bilang demikian
dalam catur, putih-hitam sama-sama jalan!)

*01052014.22:20.-


10.

ada berapa bintang di hatimu?
masih dua?
bukannya sudah tiga?
seperti jumlah anting di telingamu?


"ada satu rembulan tanpa nama
seperti satu anting yang benar
menancap di telinga saya di sana"
di rantau orang, tetaplah tegar

kuingat juga tulisan di tebing Brantas
yang selalu membuat helaan nafas:
Setro Gondo Mayit
apakah benar di situ singit?

bagiku, itu tekat pejuang
untuk tetap menapak saja
menuju puncak sang bintang
sayang, mati terlalu muda

hidup tanpa modal
tetap harus "dijajal"
"kalah cacak menang cacak"
biarkan roda tank berderak!

*Danita04052014.12:42.-

Share this article :

Posting Komentar

Translate

Selamat Datang di Sanggar Jangka Langit

JANGKA LANGIT

Pengikut

Popular post

 
Support : Creating Website | Jangka-Langit | Martin
Copyright © 2013. JANGKA LANGIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Jangka-Langit
Proudly powered by Jangka-Langit